Part 1
GAMBARAN GURU PEMBELAJAR (GP) MODA DARING
( Bekali Komputer Anda dengan File Ini ) Download
umeetme_webinstaller_1.0.2.20
A. Pengertian
Sebagaimana telah disebutkan dalam Bab
I, peningkatan kompetensi Guru Pembelajar dilaksanakan dalam 3 (tiga) moda, yaitu tatap muka, daring dan daring
kombinasi. Petunjuk
teknis ini dibuat khusus untuk Guru Pembelajar moda daring dan daring kombinasi.
Pendekatan pembelajaran pada Guru Pembelajar moda daring memiliki karakteristik sebagai
berikut:
1.
Menuntut
pembelajar untuk membangun dan menciptakan pengetahuan secara mandiri (constructivism);
2.
Pembelajar
akan berkolaborasi dengan pembelajar lain dalam membangun pengetahuannya
dan memecahkan masalah secara bersama-sama (social
constructivism);
3.
Membentuk suatu komunitas pembelajar (community of learners) yang inklusif;
4.
Memanfaatkan media laman (website) yang bisa diakses melalui internet, pembelajaran berbasis
komputer, kelas virtual, dan atau kelas digital;
5.
Interaktivitas, kemandirian, aksesibilitas, dan
pengayaan;
Gambaran umum
dari setiap model pembelajaran pada Guru Pembelajar moda daring sebagai
berikut.
1. Guru Pembelajar Moda Daring
Melalui moda
ini, peserta memiliki keleluasaan waktu belajar. Peserta dapat belajar kapanpun
dan dimanapun, sehingga tidak perlu meninggalkan kewajibannya sebagai guru dalam
mendidik.
Peserta dapat berinteraksi dengan pengampu/mentor
secara synchronous – interaksi
belajar pada waktu yang bersamaan seperti dengan menggunakan video converence, telepon atau live chat, maupun asynchronous – interaksi belajar pada waktu yang tidak bersamaan
melalui kegiatan pembelajaran yang telah disediakan secara elektronik.
Dalam pelaksanaan moda daring, dikembangkan dua model sebagai berikut.
a.
Model 1
Pembelajaran
Guru Pembelajar pada model ini hanya
melibatkan pengampu dan guru sebagai peserta. Dengan memanfaatkan TIK, peserta secara
penuh melakukan pembelajaran daring dengan mengakses dan mempelajari bahan ajar, mengerjakan latihan-latihan
(tugas), berdiskusi dan berbagi ilmu pengetahuan dan pengalaman dengan peserta Guru Pembelajar lainnya. Selama proses pembelajaran,
peserta dibimbing dan difasilitasi secara daring oleh pengampu, seperti pada
Gambar 2.1.
Admin
Kelas
|
Pembelajaran
pada Guru Pembelajar moda daring – Model 2 melibatkan pengampu, mentor dan
peserta. Guru Pembelajar moda daring model ini menggabungkan
interaksi antara peserta dengan mentor dan atau pengampu, yang hanya dilakukan
secara daring, dengan model pembimbingan seperti pada Gambar 2.2 berikut:
·
Interaksi
Pengampu – Mentor: Pengampu mendampingi mentor dan berinteraksi dengan mentor
secara daring.
·
Interaksi
Mentor – Peserta: Mentor mendampingi, berdiskusi dan berkoordinasi dengan
peserta secara daring.
·
Interaksi
Pengampu – Peserta: Pengampu memfasilitasi dan berkomunikasi dengan peserta
secara daring
Pengampu mendampingi
Mentor/IN (KS / PS / Guru Inti) secara daring,
Mentor/IN berkomunikasi
dengan pengampu secara daring
|
2. Guru Pembelajar Moda Daring Kombinasi
Pada moda
kombinasi ini, peserta melakukan interaksi belajar secara daring dan tatap muka. Interaksi belajar daring dilakukan
secara mandiri dengan memanfaatkan teknologi informasi dan pembelajaran yang
telah disiapkan secara elektronik, dan dapat dilakukan kapan saja dan dimana
saja. Interaksi tatap muka dilaksanakan bersamaan dengan peserta Guru
Pembelajar lainnya di pusat belajar (PB) yang telah ditetapkan (dijelaskan
di Bab II pada sub bab D) dan
difasilitasi oleh seorang mentor.
Interaksi pada daring kombinasi dapat dilihat pada Gambar
2.3.
·
Interaksi
Pengampu – Mentor: Pengampu mendampingi mentor dan berinteraksi dengan mentor
secara daring.
·
Interaksi
Mentor – Peserta: Mentor mendampingi, berdiskusi dan berkoordinasi dengan
peserta secara daring dan luring.
·
Interaksi
Pengampu – Peserta: Pengampu memfasilitasi dan berkomunikasi dengan peserta
secara daring.
Pertemuan
tatap muka dilaksanakan sesuai jadwal yang disepakati bersama antara peserta
dan mentor. Struktur program pertemuan antara peserta dan mentor
di PB dapat dilihat di Bab III pada sub bab F.
B. Prinsip Guru Pembelajar moda daring
Guru Pembelajar moda daring yang dikembangkan
oleh Ditjen GTK harus memenuhi prinsip sebagai berikut:
- Rumusan tujuan pembelajaran pada setiap modul telah jelas, spesifik, teramati, dan terukur untuk mengubah perilaku pembelajar
- Konten di modul telah relevan dengan kebutuhan pembelajar, masyarakat, dunia kerja, atau dunia pendidikan
- Meningkatkan mutu pendidikan yang ditandai dengan pembelajaran lebih aktif dan mutu lulusan yang lebih produktif
- Efisiensi biaya, tenaga, sumber dan waktu, serta efektivitas program
- Pemerataan dan perluasan kesempatan belajar
- Pembelajaran yang berkesinambungan dan terus menerus.
Pelaksanaan
pembelajaran secara daring memiliki prinsip-prinsip yang juga berlaku dalam
pelaksanaan belajar secara tatap muka sebagai berikut.
1.
Mendorong
komunikasi antara peserta dengan mentor dan atau pengampu
Komunikasi
yang baik dalam lingkungan belajar daring adalah praktik yang baik. Hal ini akan mendorong
keterlibatan peserta dan membantu peserta mengatasi tantangan-tantangan dalam
belajar.
2.
Mengembangkan
kedekatan dan kerjasama antar peserta
Lingkungan
belajar daring dirancang
dan dikembangkan guna mendorong kerjasama dan dukungan timbal balik berbagi ide
dan saling menanggapi antara sesama peserta.
3.
Mendukung
pembelajaran aktif
Lingkungan
belajar daring mendukung pembelajaran berbasis proyek, dimana peserta
melakukan proses pembelajaran
secara aktif,
mengakses materi,
berdiskusi dengan sesama peserta dan mentor dan atau pengampu. Peserta
membahas apa yang dipelajari, menuliskannya, menghubungkan dengan pengalaman
mereka, dan mengaplikasikannya.
4.
Memberikan
umpan balik dengan segera
Kunci
terhadap pembelajaran daring
yang efektif adalah memberikan tanggapan secepatnya kepada peserta, yaitu
melalui teks maupun suara. Agar peserta merasakan manfaat atas kelas yang
mereka ikuti dan merasakan bahwa proses belajar dalam daring tidak membosankan,
peserta daring
memerlukan dua macam umpan balik: (a) umpan balik atas konten – maupun (b)
umpan balik untuk pengakuan kinerja.
5.
Penekanan
terhadap waktu pengerjaan tugas
Walaupun
lingkungan belajar daring
memberikan keleluasaan untuk belajar dengan ritme masing-masing peserta, tetapi
belajar daring
membutuhkan batasan
waktu pengerjaan tugas, sehingga peserta diarahkan untuk menggunakan rentang waktu
yang telah di desain dalam sistem pembelajaran daring.
6.
Mengkomunikasikan
ekspektasi yang tinggi
Harapan
dengan standar yang tinggi sangat penting untuk semua, untuk yang kurang
persiapan, untuk yang tidak bersedia mendorong diri sendiri, dan untuk yang
pintar dan memiliki motivasi tinggi. Dalam lingkungan pembelajaran daring, ekspektasi tinggi dikomunikasikan
melalui tugas yang menantang, contoh-contoh kasus, dan pujian untuk hasil kerja
berkualitas yang berfungsi untuk mencapai ekspektasi yang tinggi tersebut.
7.
Menghargai
berbagai macam bakat dan metode pembelajaran
Dalam
pembelajaran daring,
hal ini dapat diartikan dengan memberikan media belajar yang beragam, memilih
topik tertentu untuk proyek maupun kelompok diskusi. Menyediakan media belajar
yang beragam bertujuan untuk mengakomodasi gaya belajar yang berbeda serta
memberikan akses khusus untuk penderita difabel.
C. Pentingnya Guru Pembelajar Moda Daring
Partisipasi peserta dalam kegiatan Guru Pembelajar moda
daring ini sangat penting
karena dapat mengembangkan
keterampilan instruksional dan pengetahuan terhadap konten pembelajaran yang
bersangkutan. Melalui sumber belajar dalam berbagai bentuk dan referensi yang
tersedia di sistem Guru Pembelajar moda daring, peserta dapat mengikuti pembelajaran
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan terkait dengan materi pembelajaran
yang di sajikan.
D. Penentuan Guru Pembelajar Moda Daring
Dalam kurun waktu 1 (satu) tahun, guru diwajibkan untuk menyelesaikan setidaknya
2 (dua) kelompok kompetensi yang nilainya paling rendah dalam satu tahun
program berjalan dan atau modul prioritas yang sudah ditentukan hanya dengan 1 (satu)
moda saja. Guru yang akan mengikuti Guru Pembelajar moda daring adalah guru
yang:
1.
Peta
kompetensi dari hasil UKG-nya menunjukkan terdapat
nilai di bawah KCM pada 3 (tiga) hingga 7 (tujuh) kelompok kompetensi.
2. Berada di wilayah yang tersedia akses / jaringan internet
3. Bersedia melaksanakan pembelajaran
menggunakan moda daring dengan kemauan dan komitmen yang tinggi.
*) Jika
terdapat satu dan lain hal yang menjadi pertimbangan sehingga peserta harus
beralih moda ke tatap muka, maka wewenang dan tanggungjawab untuk
mengalihkan peserta tersebut diberikan kepada Dinas.
|
1. Guru
Pembelajar Moda Daring
a. Model
1
Guru Pembelajar moda ini diperuntukan bagi guru dengan peta kompetensi hasil UKG nya
memiliki 3 (tiga)
sampai dengan 5 (lima) kelompok kompetensi yang nilainya dibawah KCM pada tahun
yang berjalan.
b. Model
2
Guru Pembelajar moda daring – Model 2 diperuntukan bagi :
1)
Guru
dengan peta kompetensi hasil UKG nya memiliki 6 (enam) sampai dengan 7 (tujuh) kelompok kompetensi
yang nilainya dibawah KCM pada tahun yang berjalan
2)
Guru
pada kriteria point 1), dengan lokasi kerja jauh dari lokasi KKG/MGMP yang
digunakan sebagai tempat pertemuan tatap muka
3)
Guru
pada kriteria point 1), yang merupakan binaan dari seorang mentor yang memiliki
guru binaan kurang dari kuota minimal. Persyaratan jumlah guru yang dibina oleh
seorang mentor, dapat dilihat pada BAB IV, sub bab E.
2. Guru
Pembelajar Moda Daring Kombinasi
Guru Pembelajar
moda ini diperuntukan
bagi guru dengan peta kompetensi hasil UKG nya memiliki 6 (enam) sampai dengan7
(tujuh) kelompok kompetensi yang nilainya
dibawah KCM pada tahun yang berjalan.
Pada Guru Pembelajar moda daring
kombinasi, peserta akan dibimbing oleh mentor secara daring dan luring di Pusat
Belajar (PB).
E. Unsur-unsur dalam Penyelenggaraan Guru Pembelajar Moda Daring
Unsur-unsur dalam penyelenggaraan peningkatan
kompetensi Guru Pembelajar moda daring meliputi pembelajaran menggunakan akses internet,
pusat belajar, mentor, materi ajar, belajar mandiri, interaksi tatap muka,
interaksi daring, praktik, praktikum, sistem penilaian pembelajaran daring, sistem
penilaian belajar mandiri, penggunaan sistem UKG dalam test akhir, evaluasi
akhir program dan sertifikasi.
F. Arsitektur Sistem Guru Pembelajar Moda Daring
Sistem Guru Pembelajar moda daring bermuara dari Sistem Guru
Pembelajar (Sigelar) yang berisi
data peserta dan akan diekspor ke Learning
Managament System (LMS) untuk didaftarkan sebagai peserta Guru Pembelajar moda daring. Pembelajaran moda daring yang
disediakan dalam LMS, menggunakan modul Guru Pembelajar yang dikembangkan
menjadi aktivitas-aktivitas pembelajaran berupa teks modul, gambar, video dan audio yang tersimpan di server repository. Data seluruh aktivitas pengguna Guru Pembelajar moda daring akan di evaluasi menggunakan software analytic tool/reporting. Portofolio hasil pembelajaran setiap peserta akan terekam dan tersimpan di database peserta di Sigelar. Arsitektur sistem Guru Pembelajar moda daring dapat diilustrasikan
seperti pada Gambar 2.4 berikut ini.
SIGELAR
(SISTEM GURU PEMBELAJAR)
|
G. Sistem Pengendalian Mutu
Sistem
pengendalian mutu bertujuan untuk menjamin kelancaran kegiatan pembelajaran dari sisi
sistem maupun aktivitas pembelajaran.
1.
Pengendalian sistem
Pengendalian
sistem dilakukan dengan membentuk beberapa petugas admin dengan peran dan tugas sebagai berikut.
a.
Koordinator
peningkatan kompetensi Guru Pembelajar moda daring
Koordinator
peningkatan kompetensi Guru Pembelajar moda daring ditunjuk oleh Ditjen GTK dan
bertanggung jawab terhadap keberlangsungan Guru Pembelajar moda daring di tingkat pusat. Koordinator ini bertugas untuk
mengawasi, memonitor, mengevaluasi pelaksanaan Guru Pembelajar moda daring di
setiap UPT.
b.
Penanggung
jawab UPT
Penanggungjawab
UPT adalah orang yang ditunjuk oleh UPT untuk mengkoordinasikan, mengawasi,
memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan Guru Pembelajar moda daring di tingkat UPT.
Penanggung jawab juga bertugas membuat laporan pelaksanaan kegiatan Guru
Pembelajar moda daring untuk dilaporkan ke Koordinator Peningkatan Kompetensi Guru
Pembelajar moda daring.
c.
Koordinator
Admin LMS
P4TK
Koordinator
admin LMS P4TK merupakan tim pengembang sistem Guru Pembelajar moda daring yang
diangkat di setiap UPT. Koordinator admin LMS P4TK mempunyai otoritas di dalam
memanipulasi konten teknis untuk menjamin keberlangsungan pelaksanaan Guru Pembelajar moda daring. Apabila terjadi hal yang
memang harus diperbaiki baik dari sisi teknis maupun konten, maka koordinator
admin diwajibkan berkoordinasi dengan koordinator admin LMS P4TK di UPT lainnya,
terutama bagi materi pembelajaran yang di ampu di beberapa UPT.
d.
Admin
Kelas
Admin kelas adalah orang yang ditugaskan oleh UPT untuk
membantu peran koordinator admin LMS P4TK dalam sisi teknis pelaksanaan Guru
Pembelajar moda daring di
UPT masing-masing. Jumlah admin kelas dapat disesuaikan dengan kebutuhan UPT. Pengendalian
sistem oleh admin kelas di UPT dilakukan dengan:
·
membantu
pengampu terkait dengan teknis pelaksanaan Guru Pembelajar moda daring.
·
memonitor
jalannya Guru Pembelajar moda daring
·
mengumpulkan
data monitoring dan evaluasi dari LMS.
2.
Pengendalian konten sistem
Konten Guru
Pembelajar moda daring merupakan
tanggung jawab dari UPT dengan menggunakan standar sistematika yang sudah ditentukan di tingkat pusat.
UPT dapat
mengembangkan konten Guru Pembelajar moda daring sesuai kebutuhan sistem Guru Pembelajar
moda daring. Pengendalian konten sistem dilakukan dengan sistem terpusat dalam
sebuah LMS Guru Pembelajar moda daring.
3.
Pengendalian kualitas mentor pada Guru
Pembelajar Moda Daring Kombinasi
Peserta
dapat melaporkan pelayanan mentor dalam membimbing peserta kepada pengampu dan
admin kelas. Laporan pelayanan dapat disampaikan melalui tautan message, sms atau surel kepada pengampu di tingkat UPT.
4.
Pengendalian pengampu
Peserta dan mentor dapat melaporkan pelayanan
pengampu dalam memfasilitasi pembelajaran Guru Pembelajar moda daring kepada UPT tempat pengampu bertugas. Laporan
pelayanan dapat disampaikan melalui message, sms atau surel kepada koordinator admin LMS P4TK.
H. Hal-hal yang harus diperhatikan dan diantisipasi
Agar peningkatan kompetensi Guru
Pembelajar moda daring dapat
dilaksanakan dengan baik, beberapa hal berikut perlu diperhatikan:
1.
Ketersediaan tempat kegiatan
Tempat pelaksanaan
peningkatan kompetensi Guru Pembelajar moda daring harus dilakukan koordinasi sejak dini
dengan pihak-pihak terkait.
2.
Ketepatan jadwal kegiatan
Untuk pemenuhannya
harus dilakukan penyelarasan dengan agenda kegiatan nasional dan regional.
3.
Ketersediaan pusat
belajar (PB)
Untuk pemenuhannya
harus dilakukan koordinasi dengan UPT lainnya.
4.
Ketersediaan tempat
uji kompetrensi (TUK)
TUK yang dimaksud adalah
menggunakan TUK yang telah ada sejak tahun 2015 dan ditunjuk sebagai TUK oleh
Dinas Pendidikan Kab./Kota maupun Provinsi..
5.
Ketersediaan pengampu dan mentor
Untuk pemenuhannya
harus dilakukan koordinasi dengan UPT lainnya.
6. Resiko tidak terduga yang dapat terjadi selama persiapan
dan pelaksanaan kegiatan Guru
Pembelajar moda daring (bencana,
sakit/meninggal, pencurian, dll.).
Untuk pemenuhannya dilakukan koordinasi dengan
pihak-pihak terkait dan
penanganannya disesuaikan dengan prosedur yang berlaku.
7.
Keaktifan peserta pada peningkatan kompetensi Guru
Pembelajar moda
daring
Peserta diupayakan
aktif mengikuti peningkatan kompetensi Guru Pembelajar moda daring. Bagi peserta
yang tidak aktif agar segera diberi peringatan dan apabila peringatan tidak
ditindaklanjuti oleh peserta tersebut maka pembiayaan akses internetnya
diberhentikan. Hal ini dilakukan dalam upaya efisiensi biaya akses internet.
8.
Peningkatan kompetensi peserta
Peserta diharapkan
dapat meningkatkan kompetensinya melalui peningkatan kompetensi Guru Pembelajar
moda daring.